Rabu, 24 Agustus 2011

Membuat atau membagi harddisk menjadi beberapa logical drive/partisi tujuaannya agar dalam bekerja lebih enak dan nyaman. Bagi saya komputer atau laptop hanya ada satu partisi merupakan awal yang buruk, karena ketika suatu saat Windows error, tidak bisa di recovery, yang memaksa install ulang, dan harus format, maka semua data akan hilang. Maka mencegah hal-hal yang buruk, salah satunya dengan membuat komputer menjadi beberapa partisi (drive).
Sebelum melangkah jauh, perlu saya jelaskan sedikit, bahwa type partisi ada 2, yaitu
  1. Primary Partition
    Ini partisi untuk tempat install Operating system, misalnya Windows XP atau Win Seven. Jumlah maksimal harddisk mempunyai partisi primary yaitu 4, karena kalau membuat lebih dari itu tidak boleh. Termasuk kalau mau install Ubuntu (OS yang lain) jadi tidak bisa.
  2. Extended Partition
    Jenis Extended ini tidak tahu berapa batasan maksimalnya. Karena type ini bisa langsung dibuat menjadi partisi, atau dibagi-bagi lagi menjadi Logical Drive.
    a. Logical Drive 1
    b. Logical Drive 2
    c. dst.
    Saya coba membuat 6 Logical Drive masih bisa, tidak tahu kalau dibuat 40 Logical Drive masihkah bisa? Hayo siapa yang hendak mencoba silahkan sharing…
Langsung dipraktekkan membuatnya, silahkan diikuti

Membuat/membagi partisi harddisk

  1. Dari My Computer (Computer) klik kanan, pilih Manage
    Tampil jendela (window) Computer Management, kemudian pilih Disk Managementmaka tampil gambaran harddisk, seperti gambar di bawah
    Gambar Windows Disk Management
    Screenshot 1 : Disk Management
    Tutorial ini dengan asumsi bahwa saat install Windows hanya membuat satu partisi, hasilnya seperti gambar di atas. Unallocated adalah partisi (bagian harddisk) yang belum dipakai
    Maka kemudian akan membuat partisi baru atau membagi harddisk menjadi beberapa partisi (drive) sesuai kebutuhan. Sebagai contoh akan membuat komputer menjadi 4 partisi, yaitu
    Partisi      Size       Type
    Drive (C): 20 GB Primary : System Windows (XP/Win 7)
    Drive (D): 24 GB Primary : bisa install OS / untuk menyimpan data
    Drive (E): 10 GB Logical : untuk menyimpan data 1
    Drive (F): 26 GB Logical : untuk menyimpan data 2
    Drive (G): CD/DVD-ROOM
    Kalau tidak merubahnya, pada gambar di atas langsung dibuat, maka urutannya menjadi
    Drive (C): System Windows (XP/Win 7)
    Drive (D): CD/DVD-ROOM
    Drive (E): 20 GB OS / untuk Data
    Drive (F): 10 GB untuk menyimpan data 1
    Drive (G): 26 GB untuk menyimpan data 2
    Nah silahkan hayo enak yang mana, saran saya pilih susunan yang pertama, dan itu yang menjadi tutorial ini ;)
  2. Ubah Drive Letter Partisi CD/DVD
    Klik kanan pada partisi D, pilih Change Drive Letter and Paths…, kemudian klik panah pada Assign the following drive letter:, pilih G
    Klik OK.
    Jika muncul konfirmasi, pilih Yes.
    Maka CD/DVD-ROOM sudah berganti menjadi Drive G.
  3. Membuat partisi primary
    Klik kanan pada bagian yang Unallocated, pilih New partition…
    Klik Next
    Pilih Primary partition
    Klik Next
    Masukkan size untuk partisi, contoh saya membuat 24000 (24 GB). Klik Next
    Assign Drive Letter or Path pilih defaultnya, D.
    Klik Next
    Pada kolom Volume label, isi nama sesukanya, sebagai contoh namanya Primary YES ( biar tahu bedanya :) ) Seperti gambar di bawah
    Gambar Membuat Primary partition
    Screenshot 2 : Membuat Primary partition
    Centang Perform a quick format, agar bisa langsung digunakan. Atau format belakangan juga bisa.
    Klik Next. Terakhir pilih Finish. Hasilnya seperti di bawah ini
    Gambar Type Primary Partition
    Screenshot 3 : Primary Partition
  4. Membuat partisi Extended
    Extended di sini nanti akan dibagi menjadi 2 Logical Drive.
    Klik kanan pada bagian yang Unallocated, pilih New partition… Selanjutnya Next
    Pilih Extended partition
    Gambar Membuat Extended Partition
    Screenshot 4 : Membuat Extended Partition
    Klik Next. Biarkan semua space harddisk yang tersisa dipakai partisi type Extended
    Klik Next, terakhir Finish, hasilnya menjadi seperti gambar di bawah
    Gambar Partisi Extended
    Screenshot 5 : Partisi Extended

Membuat/membagi harddisk menjadi Logical Drive

Setelah membuat Extended partition seperti langkah nomor 4, sekarang dilanjutkan untuk membuat/membagi partisi Extended menjadi beberapa Logical drive.
  1. Klik kanan pada Free space (yang warna hijau)
  2. Klik New Logical Drive…
    Klik Next, lalu Next lagi
    Tentukan space partisi yang akan digunakan, contoh 10000 (10 GB)
    Klik Next, pilih huruf untuk Drive letter or path, klik Next
    Ketik untuk nama labelnya, dalam contoh Master, jangan lupa centang Perform a quick formatagar langsung bisa digunakan, atau format belakangan juga boleh kok. lihat gambar di bawah
    Gambar cara buat Logical Drive
    Screenshot 6 : Membuat Logical Drive
    Klik Next, lalu Finish
    Hasil sementara seperti di bawah
    Gambar Logical Drive Partition
    Screenshot 7 : Logical Drive Partition
  3. Selanjutnya membuat Logical drive yang kedua
    Klik kanan pada Free space, langkah selanjutnya seperti di atas, volume label kasih nama Data.
    Hasilnya seperti gambar di bawah
Gambar Partisi komputer
Screenshot 8 : Partisi komputer
Dalam contoh (ilustrasi) ini menggunakan Windows XP, untuk membuat partisi di Windows 7 caranya sama saja ( tidak jauh berbeda, cuma terkadang ngjak mbulet :) ), dan hanya sebagai contoh untuk mempermudah pemahaman bagi yang belum tahu cara membuat atau membagi partisi harddisk. Karena kebutuhan, keinginan setiap orang dan kemampuan komputer berbeda-beda, yah tinggal menyesuaikan saja, yang penting tahu caranya. Mau membuat 1, 2, 3, 4 partisi dengan 30 logical drive ya monggo :roll:
Membuat harddisk menjadi beberapa partisi dalam tutorial ini masih belum ada datanya. Jika sudah ada datanya, ingin menata ulang umpamanya, kemudian delete salah satu partisi maka semua data akan terhapus. Selain melalui fitur bawaan Windows Disk Management, banyak software untuk mengelola partisi/harddisk, tidak ingin repot, download saja program Hiren’s BootCD yang didalamnya sangat lengkap softwarenya, termasuk untuk management harddisk/partisi ini.
Jika ada rencana install 2 OS, Win XP dan Windows 7, kalau mengalami kegagalan, silahkan baca install XP dan Seven gagal, barangkali masalahnya sama, dan ternyata cuma masalah tipe partisi ini. Berbeda dengan Ubuntu dalam memakai partisi.
Klonklusi: partisi ada dua, yaitu bertipe primary dan extended. Tipe primary maksimal 4 ( kalau tidak keliru… ;) ). Yang tipe Extended partition masih bisa dibagi menjadi beberapa logical drive (belum pernah nyoba sampai mentok). Maaf dan terima kasih, monggo dilanjut browsing internet …..
Creating An Extended Partition
At this point we now have the System partition where XP is installed and another partition, Programs, where the applications will be installed. It's considered good practice to keep your data separated from the operating system and the applications so I'm going to create another partition named Data Files expressly for that purpose. Unlike the previous section where a Primary Partition was created for applications, the Data Files partition is going to be a Logical Drive. Since Logical drives can only exist on Extended partitions this becomes a two part process; creating the Extended partition followed by the Logical drive creation.
The process of creating a new partition can be started in two ways, the first step being to click the Unallocated space in the graphical section of the display. Then either go to the menu and select Action > All Tasks > New Partition... or just right click the Unallocated space in the graphical display and select New Partition... to begin. In Fig. 01 I used the latter method.

Fig. 01
The Welcome to the New Partition Wizard [Fig. 02] will open and provide some basic information about what can be accomplished with the Wizard.

Fig. 02
The first item on the agenda is to select the type of partition to be created. Because I'm creating a partition in unallocated space there are only two options available; Primary and Extended partition. The Logical choice is grayed out because no Extended partition exists and logical drives can only be created in an Extended partition. I've included two screen captures [Figs. 03 and 04] of the same screen with different options selected so the text in the Description area is available that describes the difference between Primary and Extended partitions.

Fig. 03
A question that's often asked is why one would choose to create an Extended partition rather than a Primary partition. Truthfully, I don't have a technical answer for that question, but that's not to say one doesn't exist. I'm sure I'll hear from many users with the technical answer, but for now if you know to fair degree of certainty that you won't want more than four volumes on the disk you can use Primary partitions. If you do want more than four volumes then the choice would be Extended partition as is indicated by the Description section of Fig. 04. Functionally, I've never found there to be any difference in how the two types operate, other than the fact you can start operating systems from Primary partitions where that isn't possible with an Extended partition. For this example I chose to create an Extended partition.

Fig. 04
Once the partition type has been selected it's time to specify the partition size. The minimum and maximum size values are shown [Fig. 05] so it's only a matter of typing in the desired partition size. It's worth noting that the New Partition Wizard works in megabytes (MB) rather than gigabytes (GB) so adjust your thinking accordingly before entering a number or you're likely to end up with a partition that's sized much differently than what you intended. Entering a decimal point will return an error message.
Remember that we are in part one of a two step process. In this part we are creating the Extended partition, not the Logical drive. At this point you have a choice between making the Extended partition larger than the size of the Logical drive you intend to make - or - making it the same size as the Logical drive that will be created. I've opted for the latter option by setting the Extended partition to 5000 MB.

Fig. 05
Review the selected settings [Fig. 06] and click the [Finish] button. The process will begin immediately with no further user intervention.

Fig. 06
The Wizard has completed and the first step of the two step process is complete. Using the color coded key at the bottom [Fig. 07] you can see that an Extended partition has been created and contains 4.88 GB of Free Space that can be used to create Logical drives. The Unallocated Space has been reduced by an amount equivalent to the space that was allocated to the Extended Partition. No drive letter was assigned to the Extended Partition because it is only a container for Logical drives that will be assigned drive letters as you'll see in the next section.

Fig. 07
Creating Logical Drives In An Extended Partition
I know, this is getting repetitive, but here we go again with the Wizard to complete this two step process of Extended partition and Logical drive creation. Since we're creating a Logical drive, right click the Free Space in the new Extended partition [Fig. 01] and select [New Logical Drive...] to once again launch the Wizard. I promise this will be over soon.

Fig. 01
The Welcome to the New Partition Wizard [Fig. 02] will open and provide some basic information about what can be accomplished with the Wizard.

Fig. 02
Unlike the previous sections of this article where Primary and Extended partitions were valid selections, because I'm working within an Extended partition the only available option is to create a Logical drive. Click [Next] as shown in Fig. 03 to continue.

Fig. 03
Remember that we are in part two of a two step process. In this part we are creating the Logical drive, not the Extended partition. At this point you have a choice between making the Logical drive equal to the size of the Extended partition  - or - making it smaller than the size of the Extended partition. I've opted for the first option by setting the size to 4997 MB. The minimum and maximum size values are shown [Fig. 04] so it's only a matter of typing in the desired  size. It's worth noting that the New Partition Wizard works in megabytes (MB) rather than gigabytes (GB) so adjust your thinking accordingly before entering a number or you're likely to end up with a partition that's sized much differently than what you intended. Entering a decimal point will return an error message.

Fig. 04
Disk Management automatically offers to assign the next available drive letter to the new partition. Use the drop down selector to choose a different letter. If you're using the NTFS file system the Mount option will be available. Mounted drives are beyond the scope of this article, but the Help section of Microsoft Management Console provides information on their use. If you find the use of drive letters to be restrictive in the type of system you run it's well worth reading about mounted NTFS drives. The option is also available not to specify any drive letter or path.

Fig. 05
The final step  [Fig. 06] is to select the formatting options for the partition. It's not absolutely necessary to format the partition if you're just setting up a partition scheme that will be used later. If so, select the first option. If the partition is formatted at this time the drop down boxes are used to select the file system type and allocation unit size. Unless you have a specific reason to use FAT32 or change the allocation unit the defaults will work fine. Supply a label for the volume now (I used Data Files) or just accept the default. If you want to save some time use the quick format option.

Fig. 06
Review the selected settings [Fig. 07] and click the [Finish] button. The process will begin immediately with no further user intervention.

Fig. 07
The Wizard has completed and the second step of the two step process is complete. Using the color coded key [Fig. 08] at the bottom you can see that a Logical drive has been created using drive letter E: and contains 4.88 GB of NTFS formatted space ready for data storage. The Unallocated Space remains unchanged because the Logical drive was created inside the Extended partition.

Fig. 08

Partisi Harddisk adalah pembagian harddisk menjadi beberapa bagian secara logical. Atau seakan-akan harddisk diberi sekat-sekat.

Kegunaan Partisi Harddisk :

1. Menjaga Data agar tetap aman, dengan pemisahan data dengan system maka ketika system rusak data tidak terpengaruh
2. Menginstall Operating System lebih dari satu. agar bisa dual boot.
3. Mempercepat kerja harddisk.
4. Mengakali harddisk yang mengalami bad sector secara fisik (misal platter tergores oleh head harddisk). Untuk bad sector secara magnetis dapat diatasi dengan low level formatting. Diakali dengan cara membuat partisi di antara partisi yang bad sector dan mengosongkan (unpartioned) partisi yang bad sector.

Jenis-jenis partisi :

1. Primary Partitions
Adalah jenis partisi yang hanya bisa memiliki satu file system. Jumlah maksimal dari partisi ini max 4.
2. Extended Partitions
Adalah jenis partisi yang menjadi wadah dari drive logical, partisi ini dapat memiliki beberapa partisi di dalamnya yaitu partisi logical. Tapi untuk partisi jenis ini max 1. Pada partisi ini tidak bisa diisi file system. Partisi Extended akan mengambil jatah partisi primary.
3. Logical Partitions
Partisi yang menjadi bagian dari extended dimana apabila kita ingin membuat file system di dalam extended harus memiliki partisi logical minimal satu.

Catatan :
Beberapa hal yang harus diwaspadai dalam membuat partisi harddisk :

* Gunakan Extended apabila anda ingin membuat partisi lebih dari 4. Untuk membuat partisi lebih dari 4 maka 3 partisi bisa berupa primary dan yang ke 4 adalah partisi extended. Baru partisi yang selanjutnya dibuat di dalam extended.
* Taruh Extended di paling belakang. Menaruh primary partition di belakang extended akan menyebabkan salah pembacaan pada OS terutama pada Linux.
* Akan lebih bijak kalau anda hanya membuat satu partisi primary dan sisanya diisi oleh extended. Sehingga akan lebih mudah dalam perombakan partisi di kemudian hari.
* Pada OS Linux disarankan anda membuat partisi secara berurutan dalam hal cylindernya. Karena apabila tidak berurutan cylindernya misal anda mengubah partisi di tengah-tengah maka partisi akan salah penamaannya, dan bisa saja system anda bisa tidak bekerja dengan baik.
* Pada linux partisi primer dan extended akan memiliki penamaan /dev/hda1 – 4 sedangkan untuk logical akan memiliki penamaan /dev/hda5 ke atas.

Master Boot Record (MBR)
Adalah sector pertama (sector zero) dari harddisk. Dimana pada MBR berisi boot loader (yaitu aplikasi yang bertugas untuk yang menentukan dimana letak suatu OS sehingga BIOS dapat melakukan boot ke OS). Selain itu juga pada MBR ini juga berisi partition table yaitu informasi yang berisi besar alokasi setiap partisi pada harddisk. Oleh sebab itu kalau MBR mengalami bad sector bisa dikatakan suatu harddisk tidak bisa digunakan lagi karena partisi tidak bisa dibentuk yang menyebabkan tidak bisa dibuatnya suatu file system.
Catatan :

* Karena Windows selalu menaruh boot loadernya di dalam MBR maka partisi windows harus diletakkan pada bagian dari suatu harddisk atau primary partition pertama.
* Pada Linux agar dapat melakukan dual boot, boot loader harus ditempatkan pada MBR.
* Apabila anda menginstall OS di dua harddisk, perhatikan letak dari boot loader dari OS-OS tersebut bisa saja hanya di MBR harddisk pertama saja boot loader itu ditempatkan . Sehingga apabila anda menggunakan harddisk kedua anda harus menginstall boot loader anda lagi.

File System
Adalah metode dalam menyimpan dan mengorganisasi file dan data di dalamnya agar dapat mudah dicari dan diakses.

Jenis-jenis Disk File System :

* FAT 16
adalah file system yang diperkenalakan pada era MSDOS. Dengan menggunakan cluster address 16 bit sehingga memungkinkan besar partisi hingga 2GB. Penamaan suatu file menggunakan metode 8.3 (8 nama file dan 3 extention).
* FAT 32
adalah pengembangan dari FAT 16, diperkenalkan pada era windows 98. Dengan menggunakan cluster address 32 bit memungkinkan besar partisi hingga 124 GB tetapi bila anda memformat dari windows maka hanya terbatas hingga 32 GB. Besar maximal file adalah 4 GB (jadi kalau anda menyimpan image DVD belum tentu cukup).
* NTFS
adalah file system yang digunakan pada windows berbasis NT (NT, 2000, XP, 2003, Vista). Pada file system ini besar partisi max 256 Terra Byte sedangkan besar datanya 16 Terra Byte. NTFS support terhadap metadata, yaitu database yang berisi informasi suatu file. Selain itu juga NTFS juga memiliki fasilitas seperti :
o quota : Pembatasan besar data untuk setiap user
o enkripsi : Fasilitas proteksi data dengan cara mengacak bit dalam suatu file sehingga tidak bisa terbaca oleh user yang tidak berhak
o kompresi : Fasilitas pemampatan data sehingga space akan lebih lapang

Catatan :
Apabila anda menggunakan OS yang menggunakan partisi FAT maka file system NTFS tidak bisa di baca. Pada Linux file system bisa dibaca apabila fasilitas dari kernel diaktifkan, tetapi untuk menulis harus menggunakan program tambahan seperti ntfs-3g. Disarankan apabila menggunakan windows terbaru anda menggunakan NTFS sebgai file systemnya.
* ext3
adalah file system yang digunakan pada sebagian besar OS Linux. Pada file system maka setiap file akan memiliki suatu database mini, yaitu disebut dengan inode. Dimana di dalamnya berisi berbagai informasi seperti jenis file, hak akses, pemilik file, group pemilik file, besar file dan waktu perubahan.
* swap
adalah file system yang tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan data, tetapi sebagai virtual memory, yaitu sebagai pembantu kinerja dari si memory. Virtual memory ini juga digunakan pada windows dengan nama page file, tetapi kalau swap ditaruh pada partisi yang berbeda dengan system dan diberi tempat tersendiri, pada page file dia berada pada partisi yang sama dengan system atau data.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar